;

gelar Almarhum itu mulia

Diposting oleh wiratama Sabtu, Agustus 20, 2011 0 komentar


sudah tidak asing lagi di Indonesia yang mungkin masih banyak bahasa yang dibahasakan atau diartikan jauh dari arti sebenarnya atau yang sering kita sebut Bahasa salah kaparah.hehehe sungguh ironis,ada ni salah satu contoh nya,cekidot.....
mungkin sudah tidak asing lagi teman2 semua dengan kata ALMARHUM,itu yang biasanya kalau di indonesia dipakek gelar buat orang meninggal,wah gimana jadinya ya jika kita sudah mempunyai gelar itu saat ini juga,atau coba saja salah satu teman kita yang masih hidup doakan supaya cepat jadi almarhum,wah apa jadinya ya?berantem kali ya hehehe ^_^.begini ni,saya cm ingin membantu saja untuk meluruskan perkara ini,sebenarnya kata ALMARHUM adalah kata yang sangat mulia khususnya dihadap sang ILLAHI,bukab masalah sudah meninggal atau tidaknya tapi maslah makna yang terkandung di kata itu.Almarhum itu berasal dari bahasa arab. Artinya yang dikasihi. Akar katanya adalah Rahmah, artinya kasih sayang. Semoga kita menjadi yang dikasihi, oleh siapa? Tentu Saja oleh Dia yang Maha Kudus. Saya sekalian meluruskan kesalahan makna Almarhum dalam bahasa Indonesia. Jauh banget dari makna aslinya kan,hehe.nah seandainya kita sekarang dalam keadaan ALMARHUM betapa beruntungnyalah kita,apalagi di bulan Ramadhan ini menjadi seorang yang dikasihi oleh ALLAH SWT,Amin Ya Rob...^_^
bahkan Di Arab itu orang kalau ngirim surat suka pake kata: "Kepada Almarhum Fulan", artinya kepada Fulan yang dikasihi (dirahmati).nah lo...Kalau seandainya saja semua undangan di Indonesia kyak gtu kumaha aya?bakalan repot apa berkah ya,hehe,ya inilah fenomena di negara tercinta ini,yang asalanya bernilai kebaikan karena kesalah kprahan malah menjadi sesuatu yang tidak disukai.Kayak ini juga ni,ata "Fitnah" juga dari bahasa Arab. Dalam bahasa Indonesia, maknanya menyimpang jauh dari aslinya. Dalam bahasa aslinya, Fitnah artinya cobaan, ujian, gangguan, bahaya.nah,sekarang sudah siapkah anda mendapat gelar Almarhum?padahal gelar yang diberikan sang khaliq lo. tp ada satu pertanyaan lagi ni,apakah boleh kita sembarangan mengatakan seseorang yang masih hidup atau meninggal dengan Almarhum?
ini jawabannya,dari reff yang saya cari
Jawaban Syaikh :
Jika berkata tentang orang yang telah wafat dengan Al-Marhum atau
“Al-Maghfur lahu” (yang diampuni), atau yang semisal,jika
mengatakannya sebagai khabar (bahwa fulan dirahmati atau diampuni)
maka ini TIDAK BOLEH,karena dia tidak tahu apakah fulan yang meninggal
itu dirahmati Allah atau tidak.Maka yang seperti ini tidak boleh untuk
memastikannya dan mempersaksikannya, karena kita tidak punya ilmu akan
ampunan atau rahmat Allah.Persaksian seperti ini diharamkan.ADAPUN
Jika dia mengatakannya sebagai doa dan harapan semoga Allah
mengampuninya atau merahmatinya maka ini TIDAK APA-APA.Tidak ada
bedanya engkau mengucapkan “Almarhum” atau “rahimahullah”,karena kedua
kalimat tersebut benar untuk digunakan sebagai khabar juga benar
untuk do’a.Tergantung NIAT pengucap.Dan tidak ragu lagi bahwa orang
yang berkata ‘fulan marhumun’ atau “maghfur lahu” memaksudkannya untuk
harapan optimis dan do’a.Dari sisi ini maka ucapan ini tidak berdosa
dan tak mengapa.-selesai ucapan Syaikh-

Semoga bermanfaat,
Abu Umair As-Sundawy

Ayo kita belajar bahasa Arab, karena melalui bahasa Arab, Dia Yang Maha Tinggi menurunkan firman-Nya untuk membimbing kita. Bahasa Arab adalah bahasa persatuan Umat muslim seluruh dunia.Mungkin itu hanya segelintir contoh yang dimana masih banyak salah pengertian di negara kita ini,
nah,sekarang udah taukan bro..semoga bisa menjadi pembelajaran aja buat kita.semoga di negara tercinta kita segera diluruskan jalannya oleh Rob,Amin Ya Rob...^_^

reff:pak Dosen Ryan Umbara,http://protokolneraka.tk/.

Amal yang Tetap Bermakna

Diposting oleh wiratama Senin, Agustus 15, 2011 0 komentar

Berhati-hatilah bagi orang-orang yang ibadahnya temporal, karena bisa jadi perbuatan tersebut merupakan tanda-tanda keikhlasannya belum sempurna. Karena aktivitas ibadah yang dilakukan secara temporal tiada lain, ukurannya adalah urusan duniawi. Ia hanya akan dilakukan kalau sedang butuh, sedang dilanda musibah, atau sedang disempitkan oleh ujian dan kesusahan, meningkatlah amal ibadahnya. Tidak demikian halnya ketika pertolongan ALLOH datang, kemudahan menghampiri, kesenangan berdatangan, justru kemampuannya bersenang-senangnya bersama ALLOH malah menghilang.

Bagi yang amalnya temporal, ketika menjelang pernikahan tiba-tiba saja ibadahnya jadi meningkat, shalat wajib tepat waktu, tahajud nampak khusu, tapi anehnya ketika sudah menikah, jangankan tahajud, shalat subuh pun terlambat. Ini perbuatan yang memalukan. Sudah diberi kesenangan, justru malah melalaikan perintah-Nya. Harusnya sesudah menikah berusaha lebih gigih lagi dalam ber-taqarrub kepada ALLOH sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.

Ketika berwudhu, misalnya, ternyata disamping ada seorang ulama yang cukup terkenal dan disegani, wudhu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba dibagus-baguskan. Lain lagi ketika tidak ada siapa pun yang melihat, wudhu kitapun kembali dilakukan dengan seadanya dan lebih dipercepat.

Atau ketika menjadi imam shalat, bacaan Quran kita kadangkala digetar-getarkan atau disedih-sedihkan agar orang lain ikut sedih. Tapi sebaliknya ketika shalat sendiri, shalat kita menjadi kilat, padat, dan cepat. Kalau shalat sendirian dia begitu gesit, tapi kalau ada orang lain jadi kelihatan lebih bagus. Hati-hatilah bisa jadi ada sesuatu dibalik ketidakikhlasan ibadah-ibadah kita ini. Karenanya kalau melihat amal-amal yang kita lakukan jadi melemah kualitas dan kuantitasnya ketika diberi kesenangan, maka itulah tanda bahwa kita kurang ikhlas dalam beramal.

Hal ini berbeda dengan hamba-hamba-Nya yang telah menggapai maqam ikhlas, maqam dimana seorang hamba mampu beribadah secara istiqamah dan terus-menerus berkesinambungan. Ketika diberi kesusahan, dia akan segera saja bersimpuh sujud merindukan pertolongan ALLOH. Sedangkan ketika diberi kelapangan dan kesenangan yang lebih lagi, justru dia semakin bersimpuh dan bersyukur lagi atas nikmat-Nya ini.

Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kondisi ada atau tidak ada orang yang memperhatikannya adalah sama saja. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru akan dilakukan lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya, apalagi bila orang tersebut dihormati dan disegani.

Sungguh suatu keberuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang ikhlas ini. Betapa tidak? Orang-orang yang ikhlas akan senantiasa dianugerahi pahala, bahkan bagi orang-orang ikhlas, amal-amal mubah pun pahalanya akan berubah jadi pahala amalan sunah atau wajib. Hal ini akibat niatnya yang bagus.

Maka, bagi orang-orang yang ikhlas, dia tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia kemas niatnya lurus kepada ALLOH saja. Kalau hendak duduk di kursi diucapkannya, “Bismilahirrahmanirrahiim, ya ALLOH semoga aktivitas duduk ini menjadi amal kebaikan”. Lisannya yang bening senantiasa memuji ALLOH atas nikmatnya berupa karunia bisa duduk sehingga ia dapat beristirahat menghilangkan kepenatan. Jadilah aktivitas duduk ini sarana taqarrub kepada ALLOH.

Karena banyak pula orang yang melakukan aktivitas duduk, namun tidak mendapatkan pertambahan nilai apapun, selain menaruh [maaf!] pantat di kursi. Tidak usah heran bila suatu saat ALLOH memberi peringatan dengan sakit ambaien atau bisul, sekedar kenang-kenangan bahwa aktivitas duduk adalah anugerah nikmat yang ALLOH karuniakan kepada kita.

Begitupun ketika makan, sempurnakan niat dalam hati, sebab sudah seharusnya di lubuk hati yang paling dalam kita meyakini bahwa ALLOH-lah yang memberi makan tiap hari, tiada satu hari pun yang luput dari limpahan curahan nikmatnya.

Kalau membeli sesuatu, perhitungkan juga bahwa apa yang dibeli diniatkan karena ALLOH. Ketika membeli kendaraan, niatkan karena ALLOH. Karena menurut Rasulullah SAW, kendaraan itu ada tiga jenis, 1) Kendaraan untuk ALLOH, 2) Kendaraan untuk setan, 3) Kendaraan untuk dirinya sendiri. Apa cirinya? Kalau niatnya benar, dipakai untuk maslahat ibadah, maslahat agama, maka inilah kendaraan untuk ALLOH. Tapi kalau sekedar untuk pamer, ria, ujub, maka inilah kendaraan untuk setan. Sedangkan kendaraan untuk dirinya sendiri, misakan kuda dipelihara, dikembangbiakan, dipakai tanpa niat, maka inilah kendaran untuk diri sendiri.

Pastikan bahwa jikalau kita membeli kendaraan, niat kita tiada lain hanyalah karena ALLOH. Karenanya bermohon saja kepada ALLOH, “Ya ALLOH saya butuh kendaraan yang layak, yang bisa meringankan untuk menuntut ilmu, yang bisa meringankan untuk berbuat amal, yang bisa meringankan dalam menjaga amanah”. Subhanallah bagi orang yang telah meniatkan seperti ini, maka, bensinnya, tempat duduknya, shockbreaker-nya, dan semuanya dari kendaraan itu ada dalam timbangan kebaikan, insya ALLOH. Sebaliknya jika digunakan untuk maksiyat, maka kita juga yang akan menanggungnya.

Kedahsyatan lain dari seorang hamba yang ikhlas adalah akan memperoleh pahala amal, walaupun sebenarnya belum menyempurnakan amalnya, bahkan belum mengamalkanya. Inilah istimewanya amalan orang yang ikhlas. Suatu saat hati sudah meniatkan mau bangun malam untuk tahajud, “Ya ALLOH saya ingin tahajud, bangunkan jam 03. 30 ya ALLOH”. Weker pun diputar, istri diberi tahu, “Mah, kalau mamah bangun duluan, bangunkan Papah. Jam setengah empat kita akan tahajud. Ya ALLOH saya ingin bisa bersujud kepadamu di waktu ijabahnya doa”. Berdoa dan tidurlah ia dengan tekad bulat akan bangun tahajud.

Sayangnya, ketika terbangun ternyata sudah azan subuh. Bagi hamba yang ikhlas, justru dia akan gembira bercampur sedih. Sedih karena tidak kebagian shalat tahajud dan gembira karena ia masih kebagian pahalanya. Bagi orang yang sudah berniat untuk tahajud dan tidak dibangunkan oleh ALOH, maka kalau ia sudah bertekad, ALLOH pasti akan memberikan pahalanya. Mungkin ALLOH tahu, hari-hari yang kita lalui akan menguras banyak tenaga. ALLOH Mahatahu apa yang akan terjadi, ALLOH juga Mahatahu bahwa kita mungkin telah defisit energi karena kesibukan kita terlalu banyak. Hanya ALLOH-lah yang menidurkan kita dengan pulas.

Sungguh apapun amal yang dilakukan seorang hamba yang ikhlas akan tetap bermakna, akan tetap bernilai, dan akan tetap mendapatkan balasan pahala yang setimpal. Subhanallah.

reff:manajemen qolbu by AA'Gym

Rumah Tangga yang Menyenangkan

Diposting oleh wiratama 0 komentar

Banyak orang yang menyangka bahwa pernikahan itu indah. Padahal sebetulnya? Indah …sekali. Tak sedikit yang menyesal, kenapa tak dari dulu menikah.

Sahabat, itu adalah secuplik ungkapan yang lazim terdengar tentang pernikahan. Namun jelas, tak segampang yang dibayangkan untuk membina sebuah keluarga. Membangun sebuah keluarga sakinah adalah suatu proses. Keluarga sakinah bukan berarti keluarga yang diam tanpa masalah. Namun lebih kepada adanya keterampilan untuk manajemen konflik.

Ada tiga jenis manajemen konflik dalam rumah tangga, yaitu pencegahan terjadinya konflik, menghadapai tatkala konflik terlanjur berlangsung, dan apa yang harus dilakukan setelah konflik reda.

Pada kesempatan pertama, insya Allah kta akan mengurai tentang bagaimana meminimalkan terjadinya konflik di dalam rumah tangga kia.

1. Siap dengan hal yang tidak kita duga
Pada dasarnya kita selalu siap untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Mudah bagi kita bila yang terjadi cocok dengan harapan kita. Namun, bagaimanapun, setiap orang itu berbeda-beda. Tidak semuanya harus sama “gelombangnya” dengan kita. Maka yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri agar potensi konflik akibat perbedaan ini tidak merusak.

Dalam rumah tangga, bisa jadi pasangan kita teryata tidak seideal yang kita impikan. Maka kita harus siap melihat ternyata dia tidak rapi, tidak secantik yang dibayangkan atau tidak segesit yang kita harapkan., misalnya. Kita harus berlapang dada sekali andai ternyata apa yang kita idamkan, tidak ada pada dirinya. Juga sebaliknya, apabila yang luar biasa kita benci. Ternyata isteri atau suami kita memiliki sikap tersebut.

2. Memperbanyak pesan Aku
Tindak lanjut dan kesiapan kita menghadapi perbedaan yang ada, adalah memeperbanyak pesan aku. Sebab, umumnya makin orang lain menegetahui kita, makin siap dia menghadapi kita. Misalnya sebagai isteri kita terbiasa katakanlah mengorok ketika tidur. Maka agar suami dapat siap menghadapi hal ini, kita bisa mengatakan “Mas, orang bilang, kalau tidur saya itu suka ngorok,…. jadi Mas siap-siap saja. Sebab, sebetulnya, saya sendiri enggak niat ngorok.”

Lalu sebagai suami, misalnya kita menyatakan keinginan kita: “Saya kalau jam tiga suka bangun. Tolonglah bangunkan saya. Saya suka menyesal kalau tidak Tahajjud. Dan kalau sedang Tahajjud, saya tidak ingin ada suara yang mengganggu.”

Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi riak-riak masalah akaibat satu sama lain tidak memahami nilai-nilai yang dipakai oleh pasangan hidupnya. Sebab sangat mungkin orang membuat kesalahan akibat dia tidak tahu tata nilai kita. Yang dampaknya akan banyak muncul ketersinggungan-ketersinggungan. Maka di sinilah perlunya kita belajar memberitahukan. Memberitahukan apa yag kita inginkan. Inilah esensi dari pesan aku.

Dengan demikian ini akan membuat peluang konflik tidak membesar. Karena kita telah mengkondisikan agar orang memahami kita. Sungguh tidak usah malu menyatakan harapan ataupun keberatan-keberatan kita. Sebab justru dengan keterbukaan seperti ini pasangan hidup kita dapat lebih mudah dalam menerima diri kita. Termasuk dalam hal keberadaan orang lain.

Misalnya orang tua kita akan datang. Maka adalah suatu tindakan bijaksana apabila kita mengatakan kepada suami tentang mereka. Sebagai contoh, orang tua kita mempunyai sikap cukup cerewet, senang mengomentari ini itu. Maka katakan saja: “Pak… saya tidak bermaksud meremehkan. Namun begitulah adanya. Orang tua saya banyak bicara. Jangan terlalu difikirkan, itu memang sudah kebiasaan mereka. Juga dalam hal makanan, yang ikhlas saja ya Pak…kalau nanti mereka makannya pada lumayan banyak…”

Sungguh sahabat, makin kita jujur maka akan semakin menentramkan perasaan masing-masing di antara kita.

Alkisah, ada sebuah keluarga. Sering sekali terjadi pertengkaran. Akhirnya, suatu ketika si isteri bicara “Pak, maaf ya, keluarga kami memang bertabiat keras. Sehingga bagi kami kemarahan itu menjadi hal yang amat biasa.”

Lalu suaminya membalas “Sedangkan Papa lahir dari keluarga pendiam, dan jarang sekali ada pertempuran…”

Jelas itu akan membuat keadaan berangsur lebih baik dibanding terus menerus bergelut dalam pertengkaran-pertengkaran yang semestinya tak terjadi.

Jadi kita pun harus berani untuk mengumpulkan input-input tentang pasangan kita. Misalnya ternyata dia punya BB atau bau badan. Maka kita bisa menyarankan untuk meminum jamu, sekaligus memberitahukan bahwa kadar ketahanan kita terhadap bau-bauan rendah sekali. Sehingga ketika kita tiba-tiba memalingkan muka dari dia, isteri kita itu tidak tersinggung. Karena tata nilainya sudah disamakan.

Tentunya, dengan saling keterbukaan seperti itu masalah akan menjadi lebih mudah dijernihkan dibanding masing-masing saling menutup diri.

Ketertutupan, pada akhirnya akan membuat potensi masalah menjadi besar. Kita menjadi mengarang kesana kemari, membayangkan hal yang tidak tidak berkenaan dengan pasanagan hidup kita. Dongkol, marah, benci dan seterusnya. Padahal kalau saja didiskusikan, bisa jadi masalahnya menjadi sangat mudah diselesaikan. Dan potensi konflik pun menjadi minimal.

3. Tentang aturan
Kita harus memiliki aturan-aturan yang disepakati bersama. Karena kalau tak tahu aturan, bagaimana orang bisa nurut? Bagaimana kita bisa selaras? Jadi kita harus membuat aturan sekaligus…sosialisasikan!

Misalnya isteri kita jarang mematikan kran setelah mengguanakan. Bisa jadi kita dongkol. Disisi lain, boleh jadi isteri malah tak merasa bersalah sama sekali. Sebab dia berasal dari desa. Dan di desa.. pancuran toh tak pernah ditutup.

Begitu pula pada anak-anak. Kita harus mensosialisasikan peraturan ini. Tidak usah kaku. Buat saja apa yang bisa dilaksanakan oleh semua. Makin orang tahu peraturan, maka peluang berbuat salah makin minimal.

reff:manajemen qolbu by AA'Gym

Keutamaan Shalat Sunnah Fajar

Diposting oleh wiratama 0 komentar


Dua raka’at shalat sunnah fajar adalah amalan yang selayaknya kita jaga dan jangan di tinggalkan. Karena Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam sangat menjaga pelaksanaan shalat sunnah fajar di banding shalat shalat lainnya. ‘Aisyah radhiallahu’anha berkata,” Rasulullah tidak pernah demikian ulet melaksanakan shalat sunnah sebagaimana keuletan beliau melaksanakan dua rakaat fajar sebelum Shubuh.”



Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
(Hadist riwayat muslim(725))

Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Dua rakaat sunnah fajar lebih aku sukai daripada dunia seluruhnya.”
(Sunanul Kubra An-Nasaa’I (I/175,nomor 458))

Jika di bandingkan keutamaan dua rakaat sunnah fajar dengan dunia seisinya bahkan dengan dunia seluruhnya niscaya lebih baik, lebih besar dan lebih banyak pahalanya.

Shalat sunnah fajar ini di lakukan secara ringkas. ‘Aisyah radhiallahu’anha berkata,”Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam biasa mengerjakan shalat ringkas dua rakaat antara adzan dan iqamat saat shalat subuh.”
(Hadist Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)Dan diantara sunnah Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah melakukan idhthijaa’(berbaring kesebelah kanan) seusai mengerjakan shalat sunnah fajar. Sebagaimana di sebutkan dalam hadist: “Usai mengerjakan shalat sunnah fajar dua raka’at, biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam berbaring ke sebelah kanan.”
(Hadist Riwayat Al-Bukhari)

Bagi yang mengerjakan shalat sunnah ini di rumah dan berkesempatan melaksanakannya meski hanya beberapa menit maka hendaklaj ia melakukannya.

Dari buku Panduan Amal Sehari Semalam
Penulis : Abu Ihsan Al Atsari
Penerbit : Pustaka Darul Ilmi


Sebuah fenomena yang memprihatinkan, ketika seseorang sedemikian tangkas dan cekatannya menyelesaikan sholat dalam waktu yang demikian singkat, sehingga seakan-akan dengan semakin beranjaknya usia merambat, semakin tinggi ‘jam terbangnya’, semakin terlatih pula ia menyelesaikan sholat dengan catatan waktu tercepat. Subhaanallaah…!

Semangat beribadah yang tinggi pada bulan Ramadlan, dengan sholat tarawihnya sering dijadikan sebagai sarana olahraga alternatif karena dengan kecepatan di atas rata-rata, amalan sholat-yang seharusnya demikian suci dan mulya- menjadi lebih mirip gerakan-gerakan senam tempo tinggi. Maasyaa Allaah !

Sering pula bacaan AlFatihah dan surat yang dibaca imam demikian cepatnya, sehingga sang imam tidak merasa perlu untuk ‘menghidangkan’ bacaan tartil yang menghantarkan makmum pada kekhusyu’an. Sang imam juga tidak merasa terbebani untuk memperdengarkan bacaan tersebut karena memang yang ada dalam benaknya adalah sesegera mungkin menyelesaikan rutinitas tersebut. Saudaraku kaum muslimin, fenomena yang dipaparkan di atas bukanlah suatu hal yang mengada-ada. Fenomena yang menyedihkan dan merupakan musibah tersebut masih banyak ‘mewarnai’ lingkungan kita. Bukan hanya pada lingkungan orang-orang awam, di lingkungan pondok pesantren pun bukan suatu hal yang asing jika kita dapati seorang imam mengimami sholat dengan kecepatan yang tinggi. Terlebih lagi pada sholat-sholat sirriyah saat Imam tidak memperdengarkan bacaan-bacaan Qur’annya kepada makmum. Belum sempat makmum menunaikan gerakan ruku’, sang imam sudah i’tidal, kemudian sujud ‘ala kadarnya’ seperti seekor gagak atau ayam yang mematuk biji-bijian. Subhaanallaah!

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلاً لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهُ يَنْقُرُ فِي سُجُوْدِهِ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍٍ يَنْقُرُ صَلاَتَهُ كَمَا يَنْقُرُ الْغُرَابُ الدَّمَ مَثَلُ الَّذِيْ لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهُ وَيَنْقُرُ فِيْ سُجُوْدِهِ مِثْلُ اْلجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَانِ لاَ يُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا

“ Dari Abu Abdillah al-Asy’ari radliyallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan ruku’nya, dan waktu sujud (dilakukan cepat seakan-akan) mematuk dalam keadaan dia sholat. Maka Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Kalau orang ini mati dalam keadaan seperti itu, ia mati di luar agama Muhammad. Ia sujud seperti burung gagak mematuk makanan. Perumpamaan orang ruku’ tidak sempurna dan sujudnya cepat seperti orang kelaparan makan sebiji atau dua biji kurma yang tidak mengenyangkannya “(H.R Abu Ya’la,al-Baihaqy, at-Thobrony, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, dan dihasankan oleh Syaikh AlAlbaany)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَانِيْ خَلِيْلِيْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنْ أَنْقُرَ فِيْ صَلاَتِيْ نَقْرَ الدِّيْكِ وَأَنْ أَلْتَفِتَ إِلْتِفَاتَ الثَّعْلَبِ وَ أَنْ أُقْعِيَ إِقْعَاءَ الْقِرْدِ

“ Dari Abu Hurairah beliau berkata : “Sahabat dekatku, (Nabi Muhamamd shollallaahu ‘alaihi wasallam) melarangku sujud dalam sholat (dengan cepat) seperti mematuknya ayam jantan, melarangku berpaling (ke kanan atau ke kiri) seperti berpalingnya musang, dan melarangku duduk iq-aa’ seperti kera “(H.R Thayalisi, Ahmad, dan Ibnu Abi Syaibah, dihasankan oleh Syaikh Al-Albaany)

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِيْ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ قَالَ لاَ يَتِمُّ رُكُوْعَهَا وَلاَ سُجُوْدَهَا

“ Seburuk-buruk pencuri adalah seseorang yang mencuri dari sholatnya. (Para Sahabat bertanya) : Bagaimana seseorang bisa mencuri dari sholatnya? (Rasul menjawab) : ‘ Ia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya “ (H.R Ahmad dan At-Thobrony, al-Haitsamy menyatakan bahwa para perawi hadits ini adalah perawi-perawi hadits shohih, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al-Haakim)

Bahkan, tergesa-gesa dalam melakukan sholat sehingga gerakan-gerakan ruku’ dan sujud tidak dikerjakan secara thuma’ninah bisa berakibat pada tidak sahnya sholat, sebagaimana disebutkan dalam hadits :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ اْلمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ وَقَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ فَرَجَعَ يُصَلِّي كَمَا صَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ثَلاَثًا فَقَالَ وَالَّذِيْ بَعَثَكَ بِاْلحَقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِيْ فَقَالَ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ اْلقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا وَافْعَلْ ذلِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا

“ Dari Abu Hurairah : bahwasanya Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, kemudian masuk pula seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu melakukan sholat kemudian mengucapkan salam kepada Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam. Nabi menjawab salam tersebut kemudian mengatakan kepadanya : ‘Kembalilah ulangi sholat, karena sesungguhnya engkau belum sholat’. Maka kemudian laki-laki itu mengulangi sholat sebagaimana sholatnya sebelumnya, kemudian ia mendatangi Nabi dan mengucapkan salam, kemudian Nabi mengatakan : ‘Kembali ulangilah sholat karena engkau belum sholat ‘ (Hal ini berulang 3 kali). Maka kemudian laki-laki itu mengatakan : ‘Demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan lebih baik dari sholatku tadi, maka ajarilah aku’. Rasul bersabda :’Jika engkau berdiri untuk sholat, bertakbirlah, kemudian bacalah yang mudah bagimu dari Al-Qur’an, kemudian ruku’lah sampai engkau thuma’ninah dalam ruku’,kemudian bangkitlah dari ruku’ sampai engkau thuma’ninah beri’tidal, kemudian sujudlah sampai engkau thuma’ninah dalam sujud, kemudian bangkitlah dari sujud sampai engkau thuma’ninah dalam sujud,kemudian sujudlah sampai engkau thuma’ninah dalam sujud,kemudian bangkitlah sampai engkau thuma’ninah dalam duduk, dan lakukanlah hal yang demikian ini pada seluruh sholatmu “(H.R Al-Bukhari-Muslim)

Maka wajib bagi kita untuk mengerjakan sholat dengan thuma’ninah dan tidak tergesa-gesa karena hal tersebut merupakan salah satu rukun sholat, yang jika tidak terpenuhi menyebabkan batalnya sholat. Dalam hadits di atas Rasulullah memerintahkan kepada seseorang tersebut untuk mengulangi sholatnya.

Mari kita kerjakan sholat dengan tenang dan nikmatilah! Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk mempersembahkan amal ibadah yang terbaik kepadaNya, dan menjadikan sholat sebagai sarana penyejuk jiwa, penjernih kalbu, pelapang dada, penghilang kesedihan dan yang mampu mendatangkan ketenangan batin, sebagaimana Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam menyatakan :

جُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِي الصّلاَةِ

“ Dijadikan penyejuk jiwaku ada dalam sholat”(H.R Ahmad dan AnNasaa’i, dishohihkan oleh Syaikh AlAlbaany)

Namun yang jauh lebih besar dari itu yang kita harapkan adalah keridlaan, pahala, ampunan, dan rahmat dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

Ditulis oleh Abu Utsman Kharisman untuk Situs Darussalaf.or.id

http://tausyah.wordpress.com


Virus yang bernama al isyq (cinta), itulah virus yang merugikan kamu dari kebanyakan. Dan sebahagian besar di antara kamu telah banyak yang luput dari syaria’at agama atas apa – apa yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla atas kamu dan Rasul-Nya. Engkau mengetahui bahwa banyak di antara pemuda yang melanggar lagi bersuka ria dengan budaya barat ( pacaran) hingga kemudian di akhiri dengan zinah dan adapula yang baru separuh jalan menjalaninya kemudian berpisah dengan hubungan yang tiada jelasnya antara yang bukan mahramnya.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasalam bersabda :

“berhati – hatilah kamu dari berbicara dengan wanita, oleh karena sesungguhnya tiadalah seorang laki – laki bersendirian dengan wanita yang bukan mahramnya melainkan hendak berzinah daripadanya”. HR. Al Hakim

Sabda Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasalam yang lain bahwa Allah berfirman yaitu :

“pengelihatan (melihat wanita) adalah sebagai panah iblis yang sangat beracun, maka barang siapa di antara kamu kamu yang meninggalkannya karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman yang tiada putus-putus dalam hatinya”. ( HR. Al Hakim dan Ath Thabarani).Hingga tiadalah jarang bagi pendengaranmu mendengar bahwa terdapat seorang pemuda yang mati bunuh diri karena putus cinta atau seumpama Qeiz yang tergila – gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sedari mereka kecil mengembala domba sampai mereka dewasa hingga kemudian Qeiz benar – benar gila karena Laila dipersunting oleh orang lain yang selain daripadanya.Ibnul Qayyim berkata, “Gejolak cinta merupakan jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan berbeda dengan penyakit lain, baik dari segi bentuk, penyebab, maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.”Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan penyakit ini dalam Al Qur’an tentang dua tipe manusia, pertama, wanita dan kedua, kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan).

Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al Azis (Gubernur Mesir) yang mencintai Nabi Yusuf Alaihis Salam, dan menimpa kaum Luth Alaihis Salam.

Alloh mengisahkan kedatangan malaikat ke negeri Luth Alaihis Salam, yang artinya: “Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata, “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Alloh dan janganlah membuat aku terhina.” Mereka berkata, “Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?” Luth berkata, “Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat secara yang halal).” (Alloh berfirman), “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang–ambing di dalam kemabukan (kesesatan).” (QS: Al Hijr: 67-72).

KRITERIA MANUSIA YANG BERPOTENSI TERJANGKIT PENYAKIT AL ISYQ

Penyakit al isyq akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari rasa mahabbah (cinta) kepada Alloh, selalu berpaling dari-Nya dan dipenuhi kecintaan kepada selain-Nya. Hati yang penuh cinta kepada Alloh dan rindu bertemu dengan-Nya pasti kebal terhadap serangan virus ini, sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf Alaihis Salam. “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih….” (QS: Yusuf: 24).

Maka hendaknya.. jauhilah olehmu segala gejala – gejala penyakit al isyq ini, sebab tiadalah seorang juapun di antara kamu yang sanggup melainkan atas orang – orang yang beriman kepada Allah dengan ikhlas dan sabar karena Allah semata. Akan tetapi teramat jaranglah gerangan orang – orang yang sedemikian ini di antara kamu selain daripada orang – orang yang beroleh petunjuk karena daya dan upayamu jua.

dari Abu Hurairah dan Ibn Abbas Radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasalam bersabda :

“Kedua mata itu dapat melakukan zinah, kedua tangan dapat melakukan zinah, kedua kaki bisa melakukan zinah sedang sekalian daripadanya akan dibenarkan ataupun diingkari oleh alat kelamin”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasalam bersabda :

“tercatat dari anak Adam nasibnya dari perzinahan sedang ia pasti mengalamininya, kedua mata zinahnya melihat, kedua telinga zinahnya adalah mendengar, kedua tangannya zinahnya adalah memaksa dengan keras ataupun menggenggamnya dan kaki zinahnya adalah melangkah lagi hati yang berhasrat dan berharap sedang kesekaliannya itu dibenarkan oleh kelamin atau digagalkannya”. (HR. Bukhari)

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengenai ibu Nabi Musa Alaihis Salam, yang artinya: “Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa Alaihis Salam. Sesungguhnya ia hampir menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak kami teguhkan hatinya. Supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Alloh).” (QS Al Qashas : 10).

Yaitu kosong dari segala sesuatu, kecuali Musa; karena sangat cintanya kepada Musa dan bergantungnya hatinya kepada Musa

BAGAIMANA VIRUS INI BISA BERJANGKIT?

Penyakit al isyq terjadi karena dua sebab. Pertama, karena menganggap indah apa-apa yang dicintainya. Kedua, perasaan ingin memiliki apa yang dicintai. Jika salah satu dari dua faktor ini tak ada, niscaya virus tidak akan berjangkit. Walaupun penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena.

(Sumber Rujukan: Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim)


Inilah manusia, makhluk sosial yang tiadalah baginya kesanggupan untuk hidup sendiri sedang seorang teman daripadanya adalah suatu jalan terbaik untuk kesendiriannya. Namun, kiranya hendaklah kamu memikirkan..bahwasanya teman itu amatlah berarti bagimu. untuk itu kamu ambillah teman yang terbaik akhlak dan agamanya di antara manusia agar kiranya baiklah akhlak serta agamamu. Berkumpul dengan orang yang buruk akhlak dan agamanya niscaya buruk pulalah akhlak dan agamamu, sedang jikalaulah kamu berkumpul dengan orang-orang shalih niscaya ridho dan kebaikan dari sisi ALLAH akan senantiasa besertamu. Insya ALLAH Ta’ala

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa salam bersabda;
“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).Sesungguhnya suatu sifat daripada manusia itu mengandung virus yang amat baik lagi amat buruk adanya bagi hatimu, jikalaulah virus baik itu menular kedalam hatimu, niscaya kebaikan itupun besertamu. Sedang jika yang menular itu adalah virus yang buruk yang kemudharatannya adalah lebih banyak dan tiada pula baginya kepahaman dalam agama niscaya buruk jualah hatimu sedang engkau tiada sadar.

Saling Mencintai Karena Allah Ta’ala

Cinta adalah suatu kemuliaan dikala cinta itu memuliakan diri seorang muslim karena kecintaannya pada tiap – tiap sesuatu itu yang didalam hatinya adalah karena ALLAH Ta’ala semata. Senantiasa baginya bersyukur atas nikmat cinta didalam iman dan islam, demikianlah derajat cinta yang tertinggi disisi manusia yang meninggikan derajat manusia itu di sisi ALLAH Subhana wa Ta’ala karena kecintaanya pada apa-apa yang ada dimuka bumi adalah karena ALLAH Rabb Semesta Alam.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Sesungguhnya pada hari kiamat kelak ALLAH berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali per-lindungan-Ku.” (HR. Muslim)

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam juga bersabda bahwasanya ALLAH Ta’ala berfirman :

“ yang layak mendapatkan cinta-Ku bagi orang yang saling mencintai karena-Ku. Orang yang saling mencintai karena-Ku (di hari kiamat) akan ditempatkan di menara dari cahaya, tempat yang diingini oleh para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada. (Shahih jami)

Mengungkapkan Cinta Juga Karena Allah

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

Dari Abu hamzah , anas bin malik ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR bukhari dan muslim)

Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Lain :

Siapa yang ingin merasakan lezatnya iman maka cintailah seseorang hanya karena Alloh. (HR Muslim)

Dan tiadalah suatu kecintaan itu melainkan akan kembali kepada dirinya sendiri dan kemudiaan akan kembali jua kepada ALLAH Ta’ala dengan membawa kecintaanya masing-masing.

Anas bin malik Rodhiallaahu ‘anhu meriwayatkan, “Ada seorang laki-laki di sisi Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasalam bertanya “Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, “Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian.” Lalu ia bangkit dan memberitahukan, “Sungguh saya mencintai anda karena Allah.” Maka orang tersebut berkata, “Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).

Kecintaan ALLAH Ta’ala terhadap para hambanya melebihi kecintaan seorang ibu terhadap anaknya

Dialah ALLAH Tuhan Sekalian makhluk langit dan bumi, yang melahirkan cinta itu kedalam hati manusia agar manusia saling berkasih saying sesamanya dan ALLAH Subahana wa Ta’ala lah Yang Maha Pemilik Cinta itu. Jika engkau mengira atau merasakan betapa besar suatu cinta yang engkau jadikan dalam hatimu terhadap apa – apa yang engkau dapati didunia, niscaya cinta ALLAH Maha Besar di atas sekalian makhluk-Nya.

Dari umar bin khathab ra ia berkata ; beberapa orang tawanan dihadapkan kepada rasulullah saw , tiba-tiba ada seorang wanita dalam tawanan itu bingung mencari anaknya, setiap ia melihat anak kecil dalam rombongan tawanan itu diangkatnya dan kemudian disusuinya. Kemudian rasulullah saw bertanya, Apakah kamu berpendapat bahwa perempuan ini akan melemparkan anaknya ke dalam api ? Kami menjawab, Demi Alloh tidak, beliau bersabda, Alloh lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi sayangnya perempuan itu kepada anaknya. (Hr Bukhari dan muslim)

Mukadimah

Ketahuilah..bahwa sesungguhnya tiadalah akan bertahan suatu persahabatan yang dijalin karena kebutuhan duniawi. Jikalaulah mereka sudah tiada beroleh manfaat duniawi itu niscaya pada akhirnya mereka akan berpisah atau bahkan saling bermusuhan. Sedang persahabatan yang dijalin karena ALLAH, maka tentulah dengan hati yang ikhlas senantiasa atas mereka itu untuk saling tolong menolong, bantu membantu, nasehat menasehati kejalan yang lurus dan tidak pula memberi kemudharatan dan keburukan di antara keduanya karena ada ALLAH Ta’ala yang akan senantiasa menjaganya.

ALLAH Ta’ala berfirman :

الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Maka wahai akhi lagi ukhti sekalian..siapakah orang – orang di antara kamu yang mengkehendaki cinta daripada ALLAH Subhana wa Ta’ala ? maka hendaknya bagimu..cintailah kebenaran, cintailah orang – orang yang terkasih di antaramu, cintailah ajaran agamamu, cintailah dunia lagi akhiratmu, maka..cukupkanlah semua kecintaanmu itu hanya karena ALLAH Ta’ala semata niscaya jikalaulah engkau kembali kepada ALLAH Ta’ala, ALLAH akan hampir daripadamu sebagai hamba yang tercinta disisi-Nya. Insya ALLAH Ta’ala

reff:http://tausyah.wordpress.com

udah lama ni gak posting,kali ini kisah teladan yang mungkin bisa menjadi berkah bagi kita semua di bulan suci ramadhan ini,perlu kita simak baik-baik ni cekidot...

Suatu ketika tatkala Rasulullah s.a.w. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui Baginda s.a.w.. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah s.a.w. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah s.a.w. , menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah s.a.w. . Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.

Rasulullah s.a.w. menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira, tambah pula rela akan maju bersama Nabi Muhammad s.a.w.. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, kerana masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pengsan.

"Untuk apa ikut ke mari ya Amar?" Demikian tanya orang yang hairan melihatnya, sebab sangka mereka dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini masih belum Islam lalau mengikut sahaja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar lalu berkata, "Aku sudah beriman kepada Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah s.w.t. akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi." Amar meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Illahi sebagai pahlawan syahid. Waktu hal ini diketahui Rasulullah s.a.w. , maka Baginda s.a.w. pun bersabda,: "Amar itu nanti akan berada dalam syurga nantinya." Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadith Rasulullah s.a.w. berkata kaum Muslimin, "Cuba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk syurga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah s.w.t.."

"Jika kamu tidak tahu orangnya." Kata Abu Hurairah r.a lagi, lalu ia pun menyambung, ujarnya, "Maka baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit." Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga demikian indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Rasulullah s.a.w.. Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah iaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah s.w.t. di medan perang. Maka syurgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Rasulullah s.a.w. menjamin syurga bagi orang seperti Amar ini.

subhanallah...
semoga bisa menjadi teladan bagi kita untuk menjaga dan membela Agama Allah SwT

ref:http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/1001kisahteladan4.htm

UPDATE ANTIVIRUS



TRANSLATE


English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese

BLOG TEMEN SEPERJUANGAN

Mengenai Saya

Foto saya
magetan, jawatimur, Indonesia
sesuatu yang indah jika kita merasakan keindahannya..!!!

MOHON ISI BUKU TAMU


ShoutMix chat widget